ANBK Bukan Hal Menakutkan, SMPN 2 Pangkah Ajak Orang Tua Bersinergi!

Ruang Lab IPA SMP Negeri 2 Pangkah pada Jumat, 8 Agustus 2025, terasa hangat dan penuh keakraban. Pihak sekolah mengundang perwakilan orang tua murid kelas 8 untuk sebuah pertemuan penting. Tujuannya sederhana: menjalin komunikasi dan menghilangkan kekhawatiran seputar Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).

Acara yang dipandu oleh dua sosok ramah dan kompeten, Ibu Sudiyanti, S.Pd. dan Ibu Lilik Wydijawati, S.Pd., selaku wakil kepala sekolah, ini tidak hanya membahas soal teknis ujian. Sebaliknya, pertemuan ini lebih terasa seperti diskusi keluarga besar yang peduli pada masa depan anak-anak.

Membangun Fondasi Anak Hebat

Ibu Sudiyanti memulai dengan menjelaskan pelaksanaan ANBK tingkat SMP. Beliau tidak hanya memaparkan jadwal dan prosedur, tetapi juga meyakinkan orang tua bahwa sekolah sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Suasana semakin hidup saat beliau memperkenalkan program sekolah "7 Kebiasaan Anak Hebat". Program ini bukan sekadar kurikulum, melainkan panduan praktis bagi siswa untuk menjadi pribadi yang lebih disiplin, bertanggung jawab, dan berkarakter kuat.

Tak kalah menarik, Ibu Lilik Wydijawati berbagi wawasan tentang kurikulum dengan pendekatan deep learning. Alih-alih metode hafalan yang membosankan, pendekatan ini mengajak siswa untuk memahami setiap konsep secara mendalam. "Kita ingin anak-anak bukan cuma hafal, tapi benar-benar mengerti. Jadi, mereka siap menghadapi tantangan di luar sana," ujarnya dengan penuh semangat.

Sekolah dan Orang Tua, Tim yang Solid

Puncak dari pertemuan ini adalah pembahasan tentang pentingnya komunikasi dan kerja sama yang erat antara sekolah dan orang tua. Ibu Lilik menegaskan bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama. Sekolah dan orang tua adalah tim yang solid yang harus saling mendukung. Pertemuan ini adalah langkah nyata untuk memastikan bahwa setiap orang tua merasa dilibatkan dan menjadi bagian dari proses pendidikan anak.

Di akhir acara, perwakilan orang tua diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi. Mereka tampak lega dan merasa lebih yakin. Acara ini berhasil menciptakan pemahaman baru: ANBK bukanlah momok yang menakutkan, melainkan salah satu fase yang akan dilewati anak-anak dengan dukungan penuh dari semua pihak.